Header Ads

PUNYA UANG Rp.400.000,- BISA UNTUK INVESTASI APA?


Yosh... Minna-san, di Serba-serbi Wappanes Blog kali ini mau sedikit sok bijak dan sedikit berbagi pemikiran yang ada di otakku yang sepertinya dipenuhi oleh keegoisan sebagai penulis artikel ini, gihi, maka dari itu perlu dibagi-bagikan agar tak terlalu egois. Ayo ah langsung ajah.
Misalkan Minna-san punya uang Rp.400.000,- mau digunakan untuk Investasi apa? Beli emas, beli saham, beli kost-kostan, buat toko kelontong atau ditabung di bank ajah biar terus meningkat karena suku bunganya? Perlu ditekankan lagi yah, yang bersifat investasi, yang berarti uang itu akan kembali lagi dan cenderung meningkat namun dalam waktu yang cukup lama, sukur bagi yang bisa cepet. Sudah dapat ide?
Kalau secara ego saya, saya sih pilih nulis buku ajah atau bikin buku, intinya sih nulis lantas diterbitkan ke penerbit Indie, sukur bagi Minna-san yang cukup pede dengan tulisannya lantas diterima tulisannya di penerbit Mayor. Sekalian nge-review para penerbit, gihi.
Terus apa bedanya penerbit mayor dan indie? Secara singkat saja yah, intinya penerbit mayor dalam menerbitkan buku itu pilih-pilih, kalau dikira naskah kita tidak menjual ya bakal masuk tempat sampah, ya memang dalam mengirim naskah tidak dikenakan biaya sedikitpun, dan penerbit mayor biasanya bergerak di permukaan, yakni buku yang diterbitkan berada di rak-rak toko buku yg mentereng itu, sukur bagi yang bukunya laku keras bakal terus dicetak, kalo melompong ya bakal berakhir di rak penjualan buku sangat murah, pernah pergi ke toko buku yang sedang mengadakan jual murah? Hoho... (kalo itu saya tidak tau bagaimana sistem royaltinya karena buku yang dijual sangat murah, bahkan novel setebal sekitar 300 halaman pun Cuma Rp.20.000,-) kalo pergi ketempat seperti itu biasanya saya borong novel, hohoh.... Kalo penerbit indie biasanya lebih idealis, yang tak hanya mementingkan keuntungan belaka karena mereka menggunakan sistem POD (Print On Demand) atau buku baru dicetak kalo baru ada yang pesan (kalo penerbit mayor biasanya dalam mencetak langsung ribuan karna harus disebar ke toko-toko buku, makanya kalo penjualannya melompong bakal dijual murah meriah). Dan mereka bergerak secara On line karena buku-buku penerbit indie tak biasa nangkring di rak-rak toko buku, namun nangkring di rak-rak medsos ato web merekah yang bisah diakses oleh siapa sajah, apa lagi jaman sekarang yg merupakan era maya, jadi tak perlu resah atau gelisah karena penerbit indie sama profesionalnya dengan penerbit mayor, Cuma beda dalam ambil langkah sajah.
Di beberapa Penerbit Indie yang saya ketahui memang tarif penerbitannya itu dikisaran Rp.350.000,- sampe Rp.400.000. Karena dengan Rp.400.000,- itu sudah bersih, mulai dari desain cover, buku bukti terbit yg dikirim, editing, pengurusan ISBN (International Standard Book Number), layout sampai promosi sudah dilakukan oleh penerbit, kita Cuma tinggal nunggu kucuran Royalti yang mengalir ke rekening kita, atau Minna-san mau pilih penerbitan buku yang bahkan lebih murah, yakni Cuma bayar seharga buku yang Minna-san jual, nanti saya bahaslah.
Sekarang kita ke teka-tekinya, pada umunya para penerbit Indie itu menerapkan sistem Royalti (penulis sudah pasti untungnya dari Royalti ya) sebesar 15% dari harga bukunya. Misalkan saja harga bukunya Rp.45.000,- dengan royalti sebesar 15% yang berarti Rp.45.000,- × 15 ÷ 100 = 6.750. Nah Rp.6.750,- itulah royalti kita, yang berarti Rp.400.000,- ÷ Rp.6.750,- = 60. Berarti kita butuh 60 eksemplar buku terjual agar bisa balik modal istilahnya, apakah menjual 60 eksemplar buku itu terlalu banyak bagi penerbit indie? Tentunya tidak karena penerbit Indie sudah pasti punya pelanggan setia yang sudah menjamur, lihat saja dari jumlah pemirsa atau like mereka di jejaring sosial yang sudah ribuan atau seberapa banyak buku yang mereka cetak dalam sebulan, ratusan.
Egois sekali saya memilih nerbitin buku, ya karena itu yang menurutku paling mudah untuk dilakukan. Kalo bikin buku sih saya lebih suka bikin Novel, sampai saat tulisan ini saya buat saya telah nerbitin 2 Novel dan 1 buku kumpulan puisi (saya tak bermaksud sok puitis, hoho.... karena memang bikin puisi itu gampang) dan mungkin akan bertambah karena lagi bikin Novel lagi. Dan yang pasti tak bisa langsung misal dalam seminggu atau sebulan kita bisa sante-sante menikmati hasil kita, pastinya butuh waktu namun isi rekening kita bisa naik perlahan-lahan karena kucuran royalti dari penerbit ada yg begitu buku kita laku terjual saat itu juga mereka akan mentransferkan royalti kita, dan ada juga yang sebulan sekali.
Nah sekarang kita berpaling ke yang paling murah, yakni kita Cuma membayar seharga jual buku kita, yakni di Nulisbuku.com, ada yang belum tahu? Nulisbuku.com yakni Selfpublishing yang berarti kita sebagai penulis juga bertindak sebagai penerbitnya, mulai dari desain cover, edit, layout kita urus sendiri, bahkan sampai nama penerbit boleh pakai nama kita sendiri atau atas penerbit kita sendiri, keren kan punya penerbit sendiri? Jadi Nulisbuku.com ini hanya sebagai tempat promosi dan pengelola pesanan yang masuk atas buku kita, jadi kita Cuma upload naskah kita di situ secara lengkap, cover dan layout, pokoknya naskah yang siap cetak. Dan Nulisbuku.com akan mengurus percetakannya dan mengirimkannya ketempat pembeli di seluruh Indonesia.
Terus maksudnya Cuma membayar seharga buku yang kita jual? Nah keunikan di Nulisbuku.com ini kita sendiri yang nentuin harga jualnya beserta royaltinya (namun ya jangan semenan-mena menetapkan harga dengan alasan pengen royaltinya yang gede, semua itu ada itungannya) yakni kita harus menjadi pembeli pertama buku kita sebagai Proofread atau mengecek apakah buku kita yang sudah tercetak dan terbit itu sesuai dengan espektasi kita, kalo sudah oke baru deh konfirmasi bahwa buku kita sudah fix dan siap nangkring di rak web Nulisbuku.com. Silahkan cek cara dan syarat nerbitin buku di Nulisbuku.com dimari ajah Minna-san.
Dan untuk royaltinya, seperti yang sudah saya jelaskan bahwa harga jual buku dan royalti kita sendiri yang menentukan, tapi semua itu ada itungannya (tak usah pusing memikirkan perhitungannya, karena saat akan menentukan harga ada semacam alat hitung otomatisnya). Dan di Nulisbuku.com kita bisa menarik royalti kita tiga bulan sekali paling kecil Rp.150.000,-. Jadi mau pilih yang mana? Pilih sendiri ya.
Nah, bagaimana dengan keeegoisan saya itu? dengan uang Rp.400.000,- yang malah saya pakai untuk nerbitin buku, atau mungkin Minna-san punya saran atau pendapat lain silahkan saja maki saya di kolong komentar, namun sebelum itu jangan lupa menenangkan emosi Minna-san dengan memencet salah satu Love Punch yang ada yak?
Okelah sekian dulu Serba-serbi dari Wappanes Blog kali ini, jannai.....

1 comment: